Seringkali kita dihadapkan pada suatu berita dimana seseorang terpaksa melakukan suatu hal yang salah dan ketika dihadapkan pada akibat dari pilihannya tersebut, orang itu mengatakan bahwa dia terpaksa melakukannya karena tidak ada pilihan lain.
Sejujurnya aku tidak setuju dengan hal tersebut. Kita selalu memiliki pilihan, apapun kondisinya, seberat apapun masalahnya. Tidak ada satupun masalah yang tidak memiliki jalan keluar, yang ada hanyalah terlalu pasrahnya seseorang untuk menyelesaikannya sampai terkadang tidak pernah menggunakan akal sehat dalam memutuskan pilihan atau mengambil tindakan. Untuk lebih mudahnya, berikut adalah ilustrasinya :
Katakan bahwa si A akan pergi ke rumah si B yang berjarak 200 meter. Saat akan berangkat, ada 2 pilihan bagi si A :
Pertama, memilih untuk berjalan kaki ke rumah si B dengan konsekuensi tiba di rumah si B kurang lebih dalam waktu 10 menit, badan tidak terlalu capai dan kemungkinan terjatuh akan kecil sekali karena yang bersangkutan hanya berjalan kaki sehingga memudahkannya melakukan kontrol terhadap dirinya.
Kedua, memilih untuk berlari ke rumah B dengan konsekuensi tiba di rumah si B kurang lebih dalam waktu 5 menit, badan akan terasa lebih capai dan kemungkinan terjatuh akan cukup besar sekali karena yang bersangkutan berlari sehingga ada kemungkinan kontrol terhadap dirinya berkurang.
Sebelum berangkat si A diberikan kesempatan untuk memilih mana yang baik untuk dilakukannya. Ketika si A telah memilih, maka saat itu jatuhlah ketentuan (qadar) bagi dirinya sehingga seandainya saat si A memilih pilihan kedua yaitu berlari, maka seandainya dalam perjalanan ke rumah B dia terjatuh, maka itu termasuk ke dalam akibat yang bakal diterimanya karena mengambil pilihan tersebut.
Dalam hidup, kita selalu punya pilihan untuk menentukan arah hidup kita. Berpasrah tanpa melakukan apapun merupakan pilihan yang keliru. Ingat satu hal, Allah tidak akan mengubah nasib seseorang sampai seseorang tersebut berusaha untuk mengubahnya. Seandainya pola berfikir dahulu baru kemudian bertindak dibiasakan dalam hidup sehari-hari kita, maka tidak akan ada orang yang menyesal karena salah dalam mengambil pilihannya. Kalaupun ada penyesalan, tentunya tidak akan separah ketika orang tersebut memutuskan pilihan secara membabi buta tanpa meluangkan waktu untuk berfikir sejenak akan pilihannya.
Hidup adalah sebuah pilihan, maka buatlah pilihan yang tepat agar tidak menyesal dikemudian hari, karena sesal selalu datang diakhir sebuah tindakan yang salah. Mungkin dalam praktek kesehariannya kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang buruk dan tidak menguntungkan, maka kembali ke pola di atas, buatlah pilihan yang terbaik diantara pilihan yang terburuk karena selalu ada pilihan dalam setiap kondisi.
Sebagai penutup, biasakan untuk beristikharah. Insya Allah, kita tidak akan salah dalam menentukan pilihan kita, karena Allah selalu lebih tahu mana yang terbaik bagi kita.
Sejujurnya aku tidak setuju dengan hal tersebut. Kita selalu memiliki pilihan, apapun kondisinya, seberat apapun masalahnya. Tidak ada satupun masalah yang tidak memiliki jalan keluar, yang ada hanyalah terlalu pasrahnya seseorang untuk menyelesaikannya sampai terkadang tidak pernah menggunakan akal sehat dalam memutuskan pilihan atau mengambil tindakan. Untuk lebih mudahnya, berikut adalah ilustrasinya :
Katakan bahwa si A akan pergi ke rumah si B yang berjarak 200 meter. Saat akan berangkat, ada 2 pilihan bagi si A :
Pertama, memilih untuk berjalan kaki ke rumah si B dengan konsekuensi tiba di rumah si B kurang lebih dalam waktu 10 menit, badan tidak terlalu capai dan kemungkinan terjatuh akan kecil sekali karena yang bersangkutan hanya berjalan kaki sehingga memudahkannya melakukan kontrol terhadap dirinya.
Kedua, memilih untuk berlari ke rumah B dengan konsekuensi tiba di rumah si B kurang lebih dalam waktu 5 menit, badan akan terasa lebih capai dan kemungkinan terjatuh akan cukup besar sekali karena yang bersangkutan berlari sehingga ada kemungkinan kontrol terhadap dirinya berkurang.
Sebelum berangkat si A diberikan kesempatan untuk memilih mana yang baik untuk dilakukannya. Ketika si A telah memilih, maka saat itu jatuhlah ketentuan (qadar) bagi dirinya sehingga seandainya saat si A memilih pilihan kedua yaitu berlari, maka seandainya dalam perjalanan ke rumah B dia terjatuh, maka itu termasuk ke dalam akibat yang bakal diterimanya karena mengambil pilihan tersebut.
Dalam hidup, kita selalu punya pilihan untuk menentukan arah hidup kita. Berpasrah tanpa melakukan apapun merupakan pilihan yang keliru. Ingat satu hal, Allah tidak akan mengubah nasib seseorang sampai seseorang tersebut berusaha untuk mengubahnya. Seandainya pola berfikir dahulu baru kemudian bertindak dibiasakan dalam hidup sehari-hari kita, maka tidak akan ada orang yang menyesal karena salah dalam mengambil pilihannya. Kalaupun ada penyesalan, tentunya tidak akan separah ketika orang tersebut memutuskan pilihan secara membabi buta tanpa meluangkan waktu untuk berfikir sejenak akan pilihannya.
Hidup adalah sebuah pilihan, maka buatlah pilihan yang tepat agar tidak menyesal dikemudian hari, karena sesal selalu datang diakhir sebuah tindakan yang salah. Mungkin dalam praktek kesehariannya kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang buruk dan tidak menguntungkan, maka kembali ke pola di atas, buatlah pilihan yang terbaik diantara pilihan yang terburuk karena selalu ada pilihan dalam setiap kondisi.
Sebagai penutup, biasakan untuk beristikharah. Insya Allah, kita tidak akan salah dalam menentukan pilihan kita, karena Allah selalu lebih tahu mana yang terbaik bagi kita.