Beberapa bulan belakangan ini aku lagi kepengen punya tablet. Alasannya sangat simple, It's handy,.... light,.... and the important thing it's suitable while supporting my activities. Kerjaanku di lapangan benar-benar menuntutku untuk menggunakan perangkat yang mobile juga. Saat ini, peranti mobilitasku sudah cukup, ada ACER Aspire One yang 8,9 inch atau Compac 12" ku yang selalu setia bergantian menemaniku kerja. Kemudian untuk cek email, aku juga ditemani BB Curve 9300 dan Nokia E63 yang kupikir lumayan cukup untuk bantu ngebalas email klien atau mendapatkan koneksi internet secara mobile. Apalagi setelah kuinstal software Jokuispot di E63 ku dimana fasilitas Wifi yang ada bisa dioptimalkan. Semakin mudah saja rasanya mendapatkan Hotspot dimanapun aku berada. Tapi ketika melihat tablet, rasanya kok jadi kepengen punya ya,........ ?????
Kembali ke pokok judul, sudah 3 bulan ini aku sibuk mencari-cari keterangan perihal kedua barang idamanku ini. Dari mulai sistim operasinya sampai ke gadgetnya sendiri. Lalu apa sih pilihanku perihal tablet ini ? Setelah sekian lama menelusuri internet, masuk room sana-sini, akhirnya keputusan finalku adalah Ipad-2 dengan sistem operasi IOS dari Apple atau Asus Transformer dengan sistim operasi Honeycomb-nya dari Android. Bukan tidak dengan alasan kedua gadget tersebut kupilih, Ipad-2 dengan IOS-nya benar-benar memberikan pengalaman yang "exciting", ditambah dengan banyaknya aplikasi "pilihan" yang tersedia dan telah melewati verifikasi yang ketat benar-benar menyediakan pilihan yang beragam. Kemudian Asus Transformer dengan Android Honecomb-nya juga tidak bisa dianggap remeh. Sistim aplikasi "open source"-nya memungkinkan user untuk mengcustom bebas di gadgetnya, ditambah aplikasi gratisnya yang sangat banyak tersedia cukup membuat kantong bernafas lega.
Sayangnya, harga yang tinggi membuatku masih bermimpi untuk memiliki salah satunya. Budget bulanan yang pas-pas-an serta sudah terjadwal pengalokasiannya membuatku saat ini hanya bisa menahan keinginanku ini.
Semoga saja Allah memberikan kemudahan bagiku untuk bisa mewujudkan keinginanku ini memiliki salah satu dari dua barang diatas. Tidak hari ini,... ya besok, tidak besok,.... ya lusa, tidak lusa,... ya minggu depan,... bulan depan,... atau tahun depan,...
Amiiin,........
Minggu, Desember 11, 2011
Kamis, September 08, 2011
Sebuah Perenungan
Kusut,...!!! mungkin cuma itu kata yang tepat untuk mewakilkan perasaanku saat ini. Sudah 1 bulan ini hati dan fikiran tidak selaras. Gundah berkecamuk di dada, fikiran menerawang jauh mencoba memahami beberapa hal yang hingga saat ini belum kutemui jawabannya.
Jujur, hati ini terasa tercampur-aduk dengan beragam rasa, ada marah disana,... ada lega,... ada sedih,... ada kecewa,... ada takut,... entahlah, terlalu banyak untuk diwakilkan dengan untaian kata.
Dalam gelapnya hati serta fikiran, aku masih berusaha untuk merenungi segala apa yang telah kulewati, mencoba merangkai satu demi satu peristiwa, menjalin untaian kejadian yang mungkin luput dari pemikiran.
Dalam perenungan panjang masih belum kudapatkan apa yang kucari, hanya mencoba membenarkan tindakan yang hatiku sendiri tahu bahwa itu salah. Dari sekian banyaknya pilihan yang ada, saat ini aku enggan untuk memilih,... hanya berusaha mengikuti alur keinginan hati yang ada. Well,... sadar banget kalau itu salah,... tapi itulah kenyataan yang kuhadapi saat ini.
Swear, ini nggak gue banget,...!!! benar-benar keluar dari jalur normal yang biasa aku jalani.
Dalam kelamnya hati dan akal, aku masih berharap ada secercah titik terang yang bisa membawaku keluar dari sisi ini. Tak hentinya munajat kupanjatkan untuk mendapatkan jalan kembali agar langkah dan hati bisa terarah kembali,... agar tubuh dan fikiran bisa selaras lagi,...
Ya,... Muqollibal Qulub,....
Tsabbit Qolbii 'Ala Diinika,...
Wa Ya Muyassiro Kulli 'Asiir,...
Yassir 'alaika Kulla Asiir,...
Fataisiirul 'Asiir 'Alaika Yasiir,...
Jujur, hati ini terasa tercampur-aduk dengan beragam rasa, ada marah disana,... ada lega,... ada sedih,... ada kecewa,... ada takut,... entahlah, terlalu banyak untuk diwakilkan dengan untaian kata.
Dalam gelapnya hati serta fikiran, aku masih berusaha untuk merenungi segala apa yang telah kulewati, mencoba merangkai satu demi satu peristiwa, menjalin untaian kejadian yang mungkin luput dari pemikiran.
Dalam perenungan panjang masih belum kudapatkan apa yang kucari, hanya mencoba membenarkan tindakan yang hatiku sendiri tahu bahwa itu salah. Dari sekian banyaknya pilihan yang ada, saat ini aku enggan untuk memilih,... hanya berusaha mengikuti alur keinginan hati yang ada. Well,... sadar banget kalau itu salah,... tapi itulah kenyataan yang kuhadapi saat ini.
Swear, ini nggak gue banget,...!!! benar-benar keluar dari jalur normal yang biasa aku jalani.
Dalam kelamnya hati dan akal, aku masih berharap ada secercah titik terang yang bisa membawaku keluar dari sisi ini. Tak hentinya munajat kupanjatkan untuk mendapatkan jalan kembali agar langkah dan hati bisa terarah kembali,... agar tubuh dan fikiran bisa selaras lagi,...
Ya,... Muqollibal Qulub,....
Tsabbit Qolbii 'Ala Diinika,...
Wa Ya Muyassiro Kulli 'Asiir,...
Yassir 'alaika Kulla Asiir,...
Fataisiirul 'Asiir 'Alaika Yasiir,...
Rabu, Juli 13, 2011
When you love someone, you've got to learn to let him go,.....
Ini adalah saat terberat dalam perjalanan,ternyata membangun jauh lebih mudah ketimbang mempertahankannya. Kalau sampai hari ini aku masih punya sebuah keyakinan bahwa segala sesuatu akan segera bisa diselesaikan itu karena aku masih yakin dengan niat baik serta cita-citaku dahulu.
Namun seiring dengan waktu, kendala terberat memang datang dari internal kita. Lebih mudah menghadapi dan menyelesaikan permasalahan yang datang dari luar ketimbang permasalahan dari dalam. Memang tidak mudah melawan ego pribadi saat dihadapkan pada sebuah tawaran yang menggiurkan.
Well, inilah hidup. Setiap langkah ibarat bidak catur yang harus dipikirkan dan diperhitungkan dengan matang. Salah jalan berarti kekalahan di depan mata. Hidup memang keras, setiap saat bisa saja berubah. Itulah makna membangun jauh lebih mudah ketimbang mempertahankannya.
Good luck buddy,... i hope you'll find your own way better than now.
Namun seiring dengan waktu, kendala terberat memang datang dari internal kita. Lebih mudah menghadapi dan menyelesaikan permasalahan yang datang dari luar ketimbang permasalahan dari dalam. Memang tidak mudah melawan ego pribadi saat dihadapkan pada sebuah tawaran yang menggiurkan.
Well, inilah hidup. Setiap langkah ibarat bidak catur yang harus dipikirkan dan diperhitungkan dengan matang. Salah jalan berarti kekalahan di depan mata. Hidup memang keras, setiap saat bisa saja berubah. Itulah makna membangun jauh lebih mudah ketimbang mempertahankannya.
Good luck buddy,... i hope you'll find your own way better than now.
Senin, April 25, 2011
Pentingnya Mengaji Diri
Peribahasa mengatakan "Ringan Mata Memandang, Berat Bahu Memikul" yang kalau dalam arti harfiah adalah "Menilai Pekerjaan Orang Itu Sangatlah Mudah, Namun Akan Berbeda Saat Mengerjakannya Sendiri".
Tulisan ini kubuat sebagai bentuk Aji Diri bahwasanya terkadang mudah sekali menngomentari pekerjaan orang, namun belum tentu mudah bila pekerjaan itu dijalani sendiri. Dalam kehidupan sehari hari tentu sering sekali dijumpai betapa orang mudah mencela, mengkoreksi kesalahan orang lain padahal dalam praktek yang sesungguhnya belum tentu mudah saat kita kerjakan pekerjaan orang tersebut. Kebiasaan kita yang suka melihat cangkang ketimbang isinya membuat kita lupa bahwa setiap pekerjaan memiliki tingkat kesulitan yang beragam. Untuk pekerjaan tukang sampah sekalipun, memiliki kesulitan yang tidak mudah saat kita jalani. Ini yang membuat kita harus selalu mengaji diri sebelum memberikan komentar atau penilaian terhadap usaha seseorang.
Tak ada gading yang tak retak, karena tidak ada suatupun yang sempurna di muka bumi ini. Sungguh suatu hal yang kadang menggelitik hati dikala melihat seseorang dengan ringannya mengomentari pekerjaan orang lain.
Mengaji Diri merupakan suatu cara untuk meneliti ke dalam diri kita sendiri akan kemampuan kita dalam mengemban tugas yang diberikan, menilai pekerjaan orang lain sampai ke inti pekerjaannya sehingga kita tidak akan terlalu mudah menganggap remeh orang lain. Pernahkan terpikirkan oleh kita betapa pekerjaan orang lain itu tidaklah semudah yang dilihat. Kadangkala sisi egois kita selalu timbul manakala melihat pekerjaan orang lain, gatalnya mulut membuat lidah ini tidak bisa diam untuk selalu menilai, mengomentari pekerjaan orang lain padahal belum tentu saat kita kerjakan pekerjaan orang tersebut kita bisa melaksanakannya lebih baik dari yang dilakukan oleh orang tersebut.
Kunci terpenting dalam mengaji diri adalah kerendahan hati untuk mengakui betapa setiap pekerjaan memiliki kesulitan yang berbeda. Sayangnya kita lebih senang melihat pekerjaan orang dengan mata kasar kita ketimbang mata batin kita.
Tulisan ini kubuat sebagai bentuk Aji Diri bahwasanya terkadang mudah sekali menngomentari pekerjaan orang, namun belum tentu mudah bila pekerjaan itu dijalani sendiri. Dalam kehidupan sehari hari tentu sering sekali dijumpai betapa orang mudah mencela, mengkoreksi kesalahan orang lain padahal dalam praktek yang sesungguhnya belum tentu mudah saat kita kerjakan pekerjaan orang tersebut. Kebiasaan kita yang suka melihat cangkang ketimbang isinya membuat kita lupa bahwa setiap pekerjaan memiliki tingkat kesulitan yang beragam. Untuk pekerjaan tukang sampah sekalipun, memiliki kesulitan yang tidak mudah saat kita jalani. Ini yang membuat kita harus selalu mengaji diri sebelum memberikan komentar atau penilaian terhadap usaha seseorang.
Tak ada gading yang tak retak, karena tidak ada suatupun yang sempurna di muka bumi ini. Sungguh suatu hal yang kadang menggelitik hati dikala melihat seseorang dengan ringannya mengomentari pekerjaan orang lain.
Mengaji Diri merupakan suatu cara untuk meneliti ke dalam diri kita sendiri akan kemampuan kita dalam mengemban tugas yang diberikan, menilai pekerjaan orang lain sampai ke inti pekerjaannya sehingga kita tidak akan terlalu mudah menganggap remeh orang lain. Pernahkan terpikirkan oleh kita betapa pekerjaan orang lain itu tidaklah semudah yang dilihat. Kadangkala sisi egois kita selalu timbul manakala melihat pekerjaan orang lain, gatalnya mulut membuat lidah ini tidak bisa diam untuk selalu menilai, mengomentari pekerjaan orang lain padahal belum tentu saat kita kerjakan pekerjaan orang tersebut kita bisa melaksanakannya lebih baik dari yang dilakukan oleh orang tersebut.
Kunci terpenting dalam mengaji diri adalah kerendahan hati untuk mengakui betapa setiap pekerjaan memiliki kesulitan yang berbeda. Sayangnya kita lebih senang melihat pekerjaan orang dengan mata kasar kita ketimbang mata batin kita.
Sabtu, April 02, 2011
My Dream Guitar - It's Classical Acoustic Guitar
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhixAcHlQ6KLQxl9fd1I2kSJncXeiaKMV9HniaqHR8n5atJk8CRroMlCGr7NDrINjpR6sxQy1_gbsJurV0yvlUn7IYZVvRUX_p6cjhwtiBjIamgZMEmvh_m6x4NPBZZKiicoN2ZPeGFZgO_/s200/IMG-20110324-00048.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoMtd3a5T1oL0-VBGyK0DnqKkwdp6A59otpCkHmmcZYAaNnLRjW0fd2jR-UF1-tPrhFZa5pSeOUWt19GBSPRO0SYrZxwp2rzTqY-RH_wyfFsmYymCzMvPHrxcRvAY4Xu8pM3XrAHUUmfGi/s320/IMG-20110324-00054.jpg)
Sejak dahulu aku senang banget sama permainan gitar klasik. Disiplin-nya membuat aku tertarik mendalami permainan gitar jenis ini, disamping aku tidak terlalu suka dengan permainan gitar rock.
Sudah sejak lama punya niat untuk mengganti gitar Yamaha C-15 yang sudah setia nemanin selama lebih dari 10 tahun. Akhirnya niat itu kesampaian juga. Gitar ketiga akhirnya bisa selesai juga. Gitar ini adalah Handmade, terbuat dari kayu mahoni untuk bagian belakang, samping dan depan. Sengaja aku pesan ke pembuatnya dengan menambahkan initial nama di Headstocknya.
It's my Dream Guitar, memang belum sesuai dengan apa yang masih menjadi keinginan hatiku, namun ini sudah cukup mewujudkan keinginanku. Hmmh,... sepertinya permainan lagu Capricho Arabe, Canon in D, Asturias dan lainnya akan semakin asik nantinya.
Langganan:
Postingan (Atom)