Resah,...!!! Itulah yang aku rasakan ketika melihat beberapa tayangan Reality Show di beberapa stasiun televisi. Dari "Termehek-mehek"... , "Mata-mata"... , "Reality Religi"... , serta masih banyak lagi jenis lainnya.
Betapa saat ini Reality Show semakin menjamur dan dengan dalih bahwa ingin membantu orang lain, ... maka semakin banyak statiun televisi yang berlomba-lomba membuatnya tanpa pernah memikirkan dampaknya.
Akankah kebebasan membuat segala sesuatunya menjadi kebablasan ? Tidakkah terfikir oleh mereka bahwa objek yang mereka gunakan juga manusia,... ? punya rasa,... ? Dengan alasan kebebasan berekspresi mendatangkan inspirasi, maka dengan mudahnya norma-norma etika dikesampingkan. Mungkin sekali waktu mereka harus berfikir, bagaimana seandainya mereka atau keluarga mereka sendiri yang menjadi obyek penderitanya.
Ketika malu telah ditanggalkan, memang tiada lagi yang tersisa dari manusia selain sikap egois demi melakukan pembenaran. Dengan dalih membantu orang yang kesusahan,... dan lainnya, mereka menutupi bahwa semuanya bermuara ke satu hal; "UANG". Lalu apa pelajaran yang bisa diambil dari acara tersebut ? NONE, kecuali kita tahu bahwa ada banyak kebejatan disana.
Pepatah mengatakan, "Menepuk Air Di Dulang, Terpercik Muka Sendiri". Tidakkah disadari oleh sipelaku bahwa secara tidak langsung mereka telah membuka aib keluarga mereka sendiri ? Malu adalah sebagian dari Iman, lalu ketika malu telah di tanggalkan dari pakaian diri, maka apalagi yang tersisa ?
Betapa saat ini Reality Show semakin menjamur dan dengan dalih bahwa ingin membantu orang lain, ... maka semakin banyak statiun televisi yang berlomba-lomba membuatnya tanpa pernah memikirkan dampaknya.
Akankah kebebasan membuat segala sesuatunya menjadi kebablasan ? Tidakkah terfikir oleh mereka bahwa objek yang mereka gunakan juga manusia,... ? punya rasa,... ? Dengan alasan kebebasan berekspresi mendatangkan inspirasi, maka dengan mudahnya norma-norma etika dikesampingkan. Mungkin sekali waktu mereka harus berfikir, bagaimana seandainya mereka atau keluarga mereka sendiri yang menjadi obyek penderitanya.
Ketika malu telah ditanggalkan, memang tiada lagi yang tersisa dari manusia selain sikap egois demi melakukan pembenaran. Dengan dalih membantu orang yang kesusahan,... dan lainnya, mereka menutupi bahwa semuanya bermuara ke satu hal; "UANG". Lalu apa pelajaran yang bisa diambil dari acara tersebut ? NONE, kecuali kita tahu bahwa ada banyak kebejatan disana.
Pepatah mengatakan, "Menepuk Air Di Dulang, Terpercik Muka Sendiri". Tidakkah disadari oleh sipelaku bahwa secara tidak langsung mereka telah membuka aib keluarga mereka sendiri ? Malu adalah sebagian dari Iman, lalu ketika malu telah di tanggalkan dari pakaian diri, maka apalagi yang tersisa ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar