Minggu, Januari 08, 2012

Keluargaku,..... Semangatku,....



Inilah potret keluargaku. Sebuah keluarga kecil namun kehidupan kami punya warna. Aku bersyukur kepada Allah yang telah menganugerahiku sebuah keluarga yang bahagia. Seorang istri yang sangat memahami akan keadaan suami, dua orang anak yang terkadang membuat kesal tapi sangat menyenangkan.

Keluarga merupakan tempatku kembali sejauh apapun aku bekerja, keluarga merupakan tempat curahan hati dan keluarga merupakan semangatku.

Tak terasa 11 tahun sudah kubina keluarga ini. Belumlah bisa dibilang lama, namun tidak bisa dibilang sebentar. Banyak hal yang sudah kami alami dalam kurun waktu tersebut. Ada hal dimana kami harus jatuh,... dan ada hal dimana kami harus bangun,...

Membina keluarga membutuhkan mental yang kuat. Sekali kaki ini melangkah ke sebuah jenjang perkawinan, maka disanalah kan didapati arti hidup yang sesungguhnya. Masih terngiang pesan almarhum ayahku ketika kuutarakan untuk memulai rumah tangga ini,

"Wan, dalam sebuah perkawinan, dibutuhkan kesiapan mental. Bapak tidak bisa memberikan banyak nasihat karena setiap pernikahan memiliki tingkat ujian yang berbeda."

Butuh lebih dari 8 tahun bagiku untuk benar-benar bisa memahami makna ucapan almarhum ayahku itu, sebuah proses pemahaman yang sangat panjang.

Aku mencintai keluargaku, dan aku akan berbuat banyak untuk selalu bisa mempertahankan keutuhan keluargaku. Mereka memberiku banyak alasan untuk bisa menghadapi kehidupan ini dengan sebaik-baiknya.

Aku berharap, seiring bertambahnya usia keluarga ini, maka semakin bertambah pula pengetahuan, kearifanku dalam menjalaninya.

I love You All,.....
You are my strength when I was weak,...
Lifted me up up when I couldn't reach,..
You gave me faith cause you believe,...

Sudahkah aku syukuri nikmat yang kuterima,..... ?

Cerita ini sudah lama terjadi, namun aku selalu mengingatnya sebagai hari yang punya makna mendalam yang menjadi bagian dari perjalanan hidupku.

Hari itu aku mengalami suatu peristiwa yang cukup membuatku tersentuh dan bertanya di dalam hati ini, "Sudahkah aku syukuri seluruh nikmat yang Allah berikan,.... "

Berawal dari teriknya panas yang membakar hari, aku baru saja pulang dari suatu tempat seusai membeli sebuah console game XBOX. Sudah lama aku ingin sekali memiliki console game sebagai teman untuk melepaskan kejenuhanku di dalam menjalani rutinitas kerja setiap hari. Singkatnya, setelah membulatkan hati, aku beli sebuah console game di sebuah pusat elektronik terkenal di jakarta. Harganya tidak bisa dibilang murah, bahkan "sangat mahal" bagi orang sepertiku. Namun kucoba untuk "memaksakan" sedikit keinginanku ini.

Sepulang dari membeli console game tersebut, di depan rumah ada seorang bapak tua yang berjualan es cendol dengan gerobak. Karena cuaca cukup panas, maka kupesanlah 1 kepada si bapak sambil kulanjutkan lagi aktifitasku di rumah.

Usai menikmati cendol, seperti biasa kuhampiri si bapak.

"berapa pak ?" tanyaku
"seribu saja mas,.." jawabnya

Lalu akupun membayar sejumlah yang disebutkan, sambil langsung berlalu. Disinilah "moment" yang cukup menyentuh hati ini terjadi. Sesaat setelah menerima uangku dan aku telah berlalu dari hadapannya, kudengar suara si bapak,

"Alhamdulillah ya Allah,... atas rejeki ini,..." demikian telingaku mendengar sebait kalimat terucap dengan pelan. Aku yang telah berlalu dari hadapannya, terhenti sejenak dan mencoba menengok ke arah si bapak.

Aku mendapati si bapak tengah memegang uang 1000 rupiah tersebut sambil tangannya diangkat layaknya berdo'a. Kuperhatikan lagi dengan seksama, dengan mata terpejam si bapak kembali mengucap pelan,

"Ya Allah,.... Alhamdulillah,... alhamdulillah,.... kau limpahkan nikmat hari ini"

Aku terdiam sejenak menyaksikan sebuah pemandangan yang memang jarang sekali kutemui. Setibanya di pintu rumah, aku duduk terdiam sambil merenungi kejadian tadi.

Untuk sejumlah uang 1000 rupiah, sedemikian dalamnya kah rasa syukur itu ??? uang yang memang bagiku sangat kecil dan kadang tidak terlalu berarti. Namun dalam kehidupan si bapak tukang cendol tadi sangat terasa berharga sekali. Tak terasa kutitikkan air mata, mengingat peristiwa tadi.

Ada rasa malu di dalam hati dengan peristiwa tadi. Kuhabiskan uang cukup besar untuk membeli sebuah console game yang memang belum tentu menjadi kebutuhan utamaku, sementara si bapak dengan uang seribu rupiahnya yang diterima masih bisa mensyukurinya dengan teramat sangat besar.

Sebuah pelajaran hidup berharga yang Allah berikan bagiku untuk mensyukuri nikmat sekecil apapun. Terkadang mata ini buta akan sekeliling. Kita terkadang suka mengeluhkan keadaan hari-hari kita yang "susah", merasa orang paling merana di dunia ini, padahal bila kita mau membuka mata hati kita, sungguh betapa tak terhingganya nikmat Allah ini kita terima sampai tak bisa kita menghitungnya.

"Wa in ta'udduu ni'matallahi la tuhsuuhaa,..."
"jika kau coba menghitung seluruh ni'mat Allah ini, maka sungguh takkan bisa terhitung ni'mat tersebut,..."

Kejadian hari itu selalu teringat dengan baik di kepalaku frame by frame-nya, bagaimana suara lirih si bapak terdengar ketika berucap, bagaimana wajah tulus terlihat ketika mengekspresikannya. Kejadian hari itu telah membuatku berubah dalam menjalani kehidupan ini. Kejadian hari itu telah memberikanku sisi lain dari cara aku mensyukuri seluruh ni'mat yang Allah beri.

Kadang hati inipun masih bertanya, sudahkah kusyukuri ni'mat yang Allah berikan hari ini ? Bila si bapak tukang cendol saja masih bisa mensyukuri uang seribu rupiah, mengapa aku tidak bisa mensyukuri uang yang nilainya ribuan kali lipat dari itu ?

Sebuah cerita hidup yang memang pantas untuk kutulis,...
Sebuah cerita hidup yang sangat pantas untuk diingat,...
Sebuah cerita hidup yang aku harap bisa kubagikan kepada seluruh teman, sahabat serta keluargaku,...

Sabtu, Januari 07, 2012

Sesungguhnya Pertolongan Allah itu Dekat,......

Sudah tak terbilang rasanya Allah membantuku untuk meluar dari segala kesulitan yang aku hadapi. Mungkin aku termasuk salah satu orang yang paling beruntung di dunia ini karena selalu merasakan mu'jizatnya sebuah do'a.

Sebuah kisah terbaru yang bisa aku ceritakan disini adalah peristiwa beberapa waktu lalu, kembali aku merasakan betapa pertolongan Allah itu sangat dekat, sehingga belum kering mulut ini berucap, pertolongan Allah sudah datang.

Sebagai seorang pekerja lapangan, aku kerap berpergian ke luar daerah sesuai dengan dimana aku ditugaskan. Ceritanya adalah disuatu hari, aku merasa sangat lapar sementara aku tidak memiliki uang sedikitpun yang bisa kupergunakan untuk membeli sesuatu untuk mengganjal perutku. seperti biasa, ketika waktu Maghrib sudah tiba, akupun bergegas berangkat ke musholla terdekat. Dalam perjalan kesana, hati ini membatin yang kira-kira seperti ini

"Ya Allah, sungguh perut ini terasa lapar sekali, semoga Engkau memberikan jalan keluar bagiku untuk bisa mengisi perutku ini"

Singkatnya akupun terus sholat maghrib berjama'ah di musholla yang dilanjutkan dengan wiridan biasa seusai sholat. Ketika wirid usai, tak lupa kupanjatkan do'aku yang sangat sederhana memohon agar Allah meringankan rasa lapar di perut ini.

Beum juga usai aku berdiri seusai memanjatkan do'a tersebut, tiba-tiba saja seorang imam masjid menghampiriku, sambil menepuk pundakku secara perlahan sang Imam pun berkata kepadaku

"Dik, nanti ada undangan tahlilan di mesjid seberang sana, tolong ikut ya,..." ucapnya singkat.

"Oh iya pak,..." jawabku singkat

Usai kutunaikan sholat sunnat ba'da maghrib, akupun terbengong di depan musholla karena masih bingung mau kemana. Kalaupun tahlilan, mesjidnya dimana ? dengan siapa aku harus berangkat kesana karena aku sama sekali tidak tahu dimana tempatnya.

Dikala bingung melanda, sang imam pun menghampiriku sambil berkata, "ikut saja dengan bapak, kita naik motor sama-sama." katanya.

Singkatnya akupun ikut membonceng ke tujuan. Setibanya dimesjid, ternyata memang sudah berkumpul ramai orang setempat menghadiri undangan tahlilan tersebut. Lalu seperti biasa, usai tahlilan seluruh jama'ah diberikan makanan (istilahku adalah besek) masing-masing. Akupun berucap di dalam hati, "Alhmadulillah Ya Allah,... kau berikan rezeki padaku sehingga aku bisa mengisi perutku hari ini" batinku berucap.

Selesaikah pertolongan Allah ? rupanya tidak. Sebelum sempat aku beranjak pulang, sang imam kembali menghampiri aku sambil berkata ;

"Dik, jangan pulang dahulu ya, di gang sebelah sana ada undangan lagi" ujarnya kepadaku sambil kembali memboncengi aku ke tempat yang dimaksud.

Setibanya di tempat kedua, rupanya sang tuan rumah mengundang warga sekitar untuk merayakan sedekahan putrinya yang baru saja menikah. Dan kembali seluruh jama'ah yang hadir diberikan lagi makanan untuk dibawa pulang.

Alhasil, malam itu aku membawa banyak makanan untuk dibawa pulang. Malah makanan tersebut bisa aku bagikan kepada teman-teman yang berada di base tempatku menginap. Lalu apa makna yang bisa didapat dari cerita tersebut di atas ?

Masih aku ingat kutipan ayat-ayat di dalam Al-Qur'an,

"Waman yattaqillaha,yaj'al lahu makhroja,.... wayarzuquhu min haitsu la yahtasib,..." (siapa yang bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan selalu memberikan jalan keluar dari segala kesulitan,.... dan memberikan rezeki dari tempat yang tidak pernah diduganya)

Kemudian ada lagi ayat Allah yang berbunyi :

"Inna Nasrallahi Qoriib,.." (sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat)
"Ud'uni Astajiblakum,..." (Mintalah padaKu, kan Kukabulkan permintaanmu)

yang ditambah oleh sabda nabi Muhammad S.A.W :

"Addu'a-u Mukhhul Ibadati,..." (Do'a itu sumsumnya ibadah)

Hari itu aku merasakan kembali betapa Allah telah menolongku dari kesulitan dengan memberikan jalan keluar serta memberikan rezeki dari tempat yang tidak pernah aku pikirkan. Dan Allah memberikan pertolongan itu sebelum kering mulut ini memohon.

Subhanallah,.... Maka Nikmat Allah mana lagi yang akan kau dustakan (dikutip dari ayat Allah di dalam surat Arrahman).

Sungguh pengalaman hidup yang sangat berharga bagiku. Jangan pernah berhenti untuk berharap akan pertolongan Allah sekecil apapun peluang itu terbuka, karena bagi Allah tidak ada satupun yang mustahil.

Pelajaran hidup ini akan selalu teringat di hatiku. Akan pula tercatat sebagai salah satu dari kisah yang kutemukan di dalam perjalanan hidupku. Sungguh aku malu sekali bila melihat diri ini yang masih berkubang dosa, sementara Allah tidak pernah sedikitpun berpaling dariku dan selalu membantuku setiap waktu.

Semoga Allah selalu membukakan mata hatiku untuk selalu bisa melihat seluruh nikmat dan karunia yang diberikanNya serta mensyukuri seluruh pemberianNya.

Ya Fattah,... (wahai Zat yang Maha Membukakan) wa Ya Rozzaaq,... (dan wahai Zat yang Maha Merizqi-an), segala puji bagiMu yang telah memberikan Nikmat dan Karunia yang sangat besar kepadaku. Semoga kau menjadikanku bagian orang-orang yang selalu bersyukur,.....

Amiiin,....