Jumat, November 28, 2008

I Made Subur - Sosok pribadi yang Ikhlas dan bersahaja

Hari ini, tidak sengaja ngebongkar-bongkar file di laptop terus ketemu sama foto ini. Sebuah foto yang diambil kurang lebih satu tahun yang lalu saat aku dan teman-teman melakukan suatu perjalanan ke Bali untuk tujuan pekerjaan dan juga liburan.

Let's start the story,..

Sebenarnya sudah lama aku punya niatan berkunjung ke Bali. Aku lebih banyak tertarik dengan adat istiadat, budaya serta kebiasaan masyarakat bali. Hal ini terpenuhi ketika aku menemani seorang kawan untuk melakukan pekerjaan survey proyek telekomunikasi milik suatu operator setahun silam. Kami tiba di Bali dan menginap dirumah seorang kawanku. Selama kami beristirahat, aku berkesempatan berbicara panjang lebar dengan ayah kawanku ini.

I Made Subur, begitulah namanya. Sosok pribadi yang bersahaja. Sebagai tokoh masyarakat setempat, banyak hal yang diceritakan kepadaku tentang Bali, dari adat istiadat, budaya hingga profil masyarakat Bali sendiri yang penuh dengan laku upacara keagamaan.

Ada satu hal yang menarik bagiku ketika kami berbicara tentang "ilmu ikhlas". Sebagai muslim, tentunya konsep "ilmu ikhlas" sudah tidak asing bagiku. Namun bertemu dengan figur I made Subur yang tidak saja berbicara tentang ilmu ikhlas, namun turut mempraktekkan "ilmu ikhlas" dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal yang luar biasa.

Banyak orang bicara tentang Ikhlas namun sangat sedikit yang bisa mempraktekkannya dalam kehidupan. Ikhlas dalam beramal serta tidak pernah mengharap pamrih ketika memberi atau melakukan suatu pekerjaan adalah hal yang sulit untuk bisa diterapkan dalam hidup sehari-hari. Aku berharap bisa mengenal I Made Subur lebih dalam lagi, namun sayangnya waktuku sangat terbatas. Sisa malam yang aku miliki aku habiskan untuk berbicara banyak dengan beliau karena aku berfikir, kesempatan seperti ini akan sulit untuk aku dapatkan kembali.

Sungguh suatu pengalaman berharga yang aku dapati saat itu. Banyak pelajaran serta petuah yang bisa kuambil dari pembicaraan kami selama satu malam tersebut.

Kamis, November 27, 2008

Pentingnya Introspeksi Diri

Tulisan ini dibuat terilhami dari suatu khotbah Jum'at yang dibawakan oleh seorang Khotib ketika aku melakukan sholat Jum'at di suatu Mesjid.

Alkisah diceritakan bahwa di jaman nabi Musa terdapat dua negara dimana negara A dipimpin oleh seorang raja yang baik dan sholeh sedangkan di negara B dipimpin oleh seorang raja yang jahat dan zalim.

Seluruh penduduk di negara A selalu memuja dan menghormati rajanya karena sang raja penuh kasih, serta arif dalam memimpin negaranya, sampai-sampai rakyatnya selalu mendoakan sang raja agar selalu diberikan umur panjang.

Lain halnya dengan penduduk di negara B, dimana sifat sang raja yang jahat dan zalim benar-benar telah membuat rakyatnya hidup dalam berkesusahan sampai-sampai setiap hari rakyatnya selalu berharap agar rajanya yang zalim ini tidak berumur panjang.

Suatu ketika, diwaktu yang sama kedua raja tersebut sakit parah sehingga dipanggilah para tabib dari pelosok negara untuk menyembuhkannya. Setelah berkumpul pada tabib tersebut, merekapun mulai memeriksa penyakit kedua raja tersebut. Setelah usai pemeriksaan, maka para tabib tersebut mengeluarkan kesimpulan yang sama sebagai berikut :

Penyakit yang menyerang raja A adalah penyakit yang umum yang obatnya akan mudah ditemukan, yaitu dengan memakan suatu jenis ikan yang mana ikan tersebut akan mudah ditangkap karena selalu ada setiap harinya tanpa terpengaruh oleh iklim atau musim apapun.

Sementara penyakit yang menyerang raja B adalah penyakit langka yang obatnya sendiri sangat sulit ditemukan, yaitu dengan memakan suatu jenis ikan yang mana ikan tersebut hanya akan naik ke permukaan laut satu kali dalam kurun waktu satu tahun.

Setelah tabib memberikan penjelasan, maka dikerahkanlah seluruh rakyat untuk mencari ikan yang dimaksud tersebut demi kesembuhan sang raja.

Rakyat di negara A sangat bersukacita begitu mengetahui bahwa obat bagi raja mereka adalah ikan yang sangat mudah didapat dan merekapun berbondong-bondong mencarinya dengan rasa optimis, sementara rakyat di negara B sangat pesimis begitu mengetahui bahwa obat bagi raja mereka adalah suatu jenis ikan yang sangat langka, apalagi saat itu bukan musim bagi ikan tersebut untuk naik ke permukaan.

Sungguh Allah sangat Maha Kuasa dan Maha Berkehendak.

Tak satupun rakyat di negara A mendapatkan ikan yang dicarinya meski sekalipun mereka berusaha dengan sekuat tenaga dan dengan keikhlasan yang murni semata-mata agar sang raja bisa disembuhkan. Siang malam mereka mencari ikan yang dikatakan "mudah" didapat tersebut, namun berbuahkan nihil. Sehingga pada akhirnya sang raja A yang baik dan arif serta dicintai oleh rakyatnya wafat karena tidak tertolong.

Lalu bagaimana dengan kisah raja B ? Sekalipun sulitnya ikan tersebut didapat, serta tidak tepatnya musim saat itu, namun ternyata ikan tersebut bisa didapat sehingga akhirnya sanga raja B tersebut bisa disembuhkan dan kembali memerintah negara tersebut dengan kejam dan zalim seperti biasanya.

Mendapati kisah ini, nabi Musa bertanya kepada Allah,
"Ya Allah, mengapa kau akhiri hidup raja A yang baik dan soleh tersebut ? sementara mengapa pula kau panjangkan umur raja B yang jahat dan zalim tersebut ?"

Lalu Allah menjawab pertanyaan nabi Musa tersebut,
"Wahai Musa, ketahuilah olehmu. Raja A memang raja yang baik dan soleh yang selalu beribadah kepadaKu. Namun dalam hidupnya, dia pernah melakukan satu kali kesalahan, sehingga dengan penyakitnya ini, aku hapuskan dosa satu kali tersebut agar begitu dia mati, aku dapat langsung menempatkannya ke dalam Surga."

"Dan ketahui pula olehmu wahai Musa, raja B memang raja yang jahat dan zalim yang tidak pernah beribadah kepadaKu, namun dalam hidupnya dia pernah berbuat satu kali kebaikan, sehingga aku membalas satu amal baik yang telah dilakukannya tersebut dengan kesembuhannya agar kelak apabila dia mati, maka aku akan langsung memasukkannya ke dalam neraka."

Apa yang bisa dipetik dari cerita tersebut ? Andai dalam kehidupan kita, sehari-harinya kita jauh dari Allah, ... tidak pernah menjalankan kewajibanNya, ... selalu melakukan maksiat terhadapNya, ... namun kehidupan kita tidak pernah punya aral yang melintang, ... selalu berkecukupan dan tidak ada kesulitan, ... maka berhati-hatilah !

Jangan-jangan saat ini Allah sedang menghabiskan seluruh amal baik kita miliki dengan ganjaran duniawi sehingga pada akhirnya yang tertinggal dari kita adalah kemudaratan yang abadi, ... kesusahan hidup yang tidak pernah berakhir, ... yang akan membawa kita kedalam kesengsaraan.

lalu bagi orang-orang yang selalu beramal baik, selalu menjalankan perintahNya dan semaksimal mungkin selalu menjauhi laranganNya, namun kehidupannya masih sulit, maka bersabarlah !
Semoga Allah tengah menghabiskan seluruh dosa yang telah kita perbuat dengan cobaan, sehingga yang tersisa dari mereka adalah kesenangan yang abadi.

Wallaahuu A'lam Bissawaab

Sungguh kisah ini sangat menyentak hatiku, membuatku semakin berpikir untuk selalu mengintrospeksi diri setiap hari, mencoba untuk mengevaluasi akan setiap apa yang telah aku lakukan.

Ya Allah,...
Segala puji dan syukur atas segala nikmat yang telah Engkau karuniakan kepadaku sampai detik ini, baik nikmat sehat wal'afiat, nikmat panjang umur, nikmat iman serta nikmat islam.

Ya Allah,...
Jadikanlah aku hambaMu yang pandai bersyukur, mudahkan bagiku segala yang sukar, dan berilah jalan keluar dari setiap kesulitan, serta jauhkan dariku segala kemudaratan.

Ya Allah,...
Peliharalah keimananku agar selalu tetap dalam jalanMu, jauhkan aku dari kefakiran karena aku takut fakirku akan membuatku kufur akan nikmatmu.


Jumat, November 14, 2008

Doa Penerang Hati

اللهم نور قلبي بنور هديتك

كما نورت الارض بنور شمسك

ابدا ابدا ابدا برحمتك ياارحم الراحمين

"Allahumma nawwir qolbi binuuri hidayatika, Kamaa nawartal ardho binuuri syamsika, Abadan,.. abadan,.. abadan,.. Birohmatika Yaa Arhamarraahimiin"

"Ya Allah,... Terangilah hatiku dengan cahaya petunjukMu Sebagaimana telah Kau terangi bumi ini dengan cahaya matahariMu selamanya Dengan rahmat Engkau wahai Zat yang Maha Pengasih"

Do'a ini adalah do'a yang diwariskan oleh almarhum ayahku. Saat itu beliau mengatakan kepadaku untuk mengamalkan do'a ini karena do'a ini sangat berguna untuk memohon kepada Allah agar hati kita tetap terang.

Do'a inipun sangat bermanfaat bagi kita yang selalu berharap diberikannya hidayah dalam hidup kita sehingga kita bisa memikirkan segala sesuatu masalah dengan tenang sehingga insya Allah dapat menyelesaikannya kelak dengan baik.

Kamis, November 13, 2008

Sedemikian Mudahnyakah Menjadi Patriot atau Syuhada ?

Terkait dengan maraknya pemberitaan eksekusi matinya para peledak Bom Bali 1, ada hal yang mengejutkan bagiku sehingga aku tergelitik untuk menulisnya di blog-ku ini.

Hal tersebut adalah, betapa hebatnya proses pemakaman sang peneror sampai dielu-elukan sebagai patriot atau syuhada, sungguh benar-benar kebablasan.....!!!! Bagaimana mungkin, seorang yang notabene telah mengakibatkan kematian banyak orang yang tidak bersalah, tiba-tiba saja mendadak menjadi seorang pahlawan dimana pemakamannya mendapat sambutan yang sangat meriah dengan teriakkan takbir dimana-mana. Bila melihat ini, sebagai umat muslim aku sangat prihatin dengan sikap masyarakat muslim sendiri.

Islam tidak pernah mengajarkan membunuh orang yang tidak bersalah, bahkan di zaman nabi Muhammad pun, keberadaan kafir Zimmi saja dilindungi oleh bangsa muslim. Lalu, fenomena apa yang menyebabkan ini bisa terjadi ???

Umat islam mudah sekali terprovokasi, mereka mudah bertindak mengatasnamakan Allah dengan melafalkan takbir tanpa mereka sadar pantaskah itu dilakukan. Coba saja lihat beberapa peristiwa di televisi dimana saat tawuran antar pelajar/mahasiswa, masing-masing melemparkan batu, mengacungkan senjata tajam sambil meneriakkan takbir, saat melakukan demonstrasi dimana pada akhirnya sudah mencapai tahap anarki, dengan lantang dan pongahnya mereka menghancurkan semua yang ada dengan malafalkan takbir, bahkan saat antar umat muslim sendiri bertikaipun, mereka saling berbaku hantam, menghancurkan dengan mengumandangkan takbir.

Sebagai umat muslim, aku sedih melihat ini. Tahukah mereka apa makna takbir itu ? "Allahu Akbar" yang bermakna "Allah Maha Besar". Dengan mengumandangkan takbir, kita mengakui bahwa kita cuma makhluk yang lemah yang mengakui kebesaran Allah. Dengan mengakui kebesaran Allah, kita seharusnya tahu bahwa tidak ada satupun dimuka bumi ini yang sanggup melakukan apapun tanpa ijin Allah. Lalu bagaimana bisa kita melakukan pengrusakan sementara mulut mengucapkan Allahu Akbar ? Karena dengan kebesaranNya, Allah tidak pernah merusak suatu apapun. Bagaimana bisa seorang pembunuh dielu-elukan sebagai syuhada dengan diiringi kumandang takbir ? seolah-olah dia telah menyelamatkan kita semua dari kehancuran !!! Terpikirkah oleh mereka, betapa yang bersangkutan tersebut telah menyebabkan seorang anak kehilangan ayahnya, seorang ayah telah kehilangan anaknya, seorang istri telah kehilangan suaminya, seorang suami telah kehilangan istrinya, dan lain sebagainya ?

Di zaman sekarang ini, semua memang menjadi kebablasan, betapa tipisnya perbedaan antara benar dan salah. Segala tindakan selalu dibuat dengan mengedepankan ego, kepentingan, emosi tanpa pernah sekalipun dipikirkan terlebih dahulu.

Bagiku, Amrozi Cs tetaplah bersalah walau apapun alasan atau dalih mereka melakukannya, dan setiap orang yang bersalah pantas dihukum. Aku bukanlah pro-Amerika atau manapun, aku hanya melihat dari sudut pandangku sebagai manusia dengan mengedepankan hati nurani.

Siapa yang kelak akan bertanggung jawab seandainya dikemudian hari akan banyak duplikat-duplikat dari Amrozi Cs hanya dikarenakan mereka melihat bahwa sang teroris demikian dielu-elukannya sebagai patriot atau syuhada setelah melakukan perbuatan tersebut ????

Sungguh ini PR besar bagi kita semua dalam membentuk opini masyarakat.